BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Sabtu, 26 Maret 2011

Laporan 4 Segementsai dan Targeting Pasar Jasa

Jakarta, 23 Maret 2011. Pada mata kuliah Manajemen Pemasaran Jasa dalam Pendidikan dengan dosen pembimbing Amril Muhammad, SE., M.Pd, membahas mengenai Segmentasi dan Targeting Pasar Jasa.
Makna dari pasar dalam lingkup praktis merupakan suatu wadah dimana terdapat pertemuan antara pembeli dan penjual. Namun bukan hanya itu, pasar dimaknai bukan hanya dalam bentuk fisik, pasar dapat terjadi pula jika terdapat pembeli dan produk yang dijual. Bisa dilakukan dalam dunia maya atau situasi apapun yang mendukung terjadinya pasar tersebut.
Dalam pemasaran diperlukan segmen pasar atau market segmentation yang dituju, hal tersebut dilakukan agar pemasaran dalam suatu perusahaan dapat berjalan sesuai tujuan yang ingin dicapai. Segmen pasar itu sendiri sebagai kegiatan membagi–bagi pasar/market yang bersifat heterogen kedalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen.
Market segmentation dapat dilihat dari mass marketing yang dalam pasar tersebut terdapat banyak penjual dan pembeli. Contohnya saja seperti PRJ ataupun Pasaraya Jakarta.  Selain itu terdapat pula produk variant yang memiliki variasi seperti style, quality, size, kemasan dan lain sebagainya. Hal tersebut dapat terlihat dari perusahaan minuman Coca Cola yang tadinya hanya memproduksi kemasan kaleng dan botol 1 lt, sekarang diproduksi pula keamsan botol dengan size lebih kecil untuk memenuhi kebutuhan konsumen agar lebih praktis dan tidak mudah tumpah. Lalu, perusahaan minuman Coca Cola juga melakukan target marketing yakni memecah, mengelompokkan atau membagi calon konsumen berdasarkan kebutuhannya (karakteristik, perilaku dan lain sebagainya). Coca Cola memiliki sasaran yaitu orang-orang yang sedang diet namun ingin meminum produk tersebut, maka Coca Cola menciptakan Coca Cola Zero yang merupakan sebuah produk minuman yang menghasilkan 0% gula. Coca-Cola Zero merupakan terobosan baru yang diperuntukkan bagi mereka yang menggemari rasa asli dan kesegaran mantap Coca-Cola, tetapi tanpa gula. Dengan adanya terobosan baru tersebut, Coca Cola dapat tetap eksis dengan memenuhi kebutuhan konsumennya.
Dalam pemasaran, market segmentation dapat dilihat dari berbagai aspek yaitu aspek geografis. Dalam aspek geografis, suatu perusahaan harus melihat bahwa place atau tempat cabang yang ditawarkan kepada konsumen ditujukan pada public place, contohnya seperti restoran siap saji McDonald’s yang membuka cabang di mall, perkantoran, perumahan, dan lain sebaginya. McDonald’s berkembang dari San Bernardino, California ke negara-negara lain. Dengan ekspansi agresifnya ke seluruh penjuru dunia, McDonald’s dijadikan sebagai simbol globalisasi dan penyebar gaya hidup orang Amerika.
Jika dilihat dari aspek demografis, segmen dari restoran siap saji McDonald’s terdiri dari semua usia dan semua gender baik laki-laki maupun perempuan. Walaupun pada awalnya di negara lain menu dari McDonald’s tidak berupa nasi, namun di Indonesia restoran tersebut menyajikan menu nasi dengan paket ayam. Hal tersebut dikarenakan makanan pokok Indonesia adalah nasi dan McDonald’s membuat menu tersebut untuk memuaskan kebutuhan pelanggan.  Selain itu, McDonald’s bukan hanya diperuntukan untuk family size, namun terdapat pula menu untuk sekedar ngobrol-ngobrol atau santai yakni paket goceng yang harganya terjangkau. Fasilitas yang disediakan McDonald’s dipertahankan dan terus digali guna eksistensi restoran cepat saji tersebut seperti adanya mainan yang diperuntukan untuk anak-anak seperti ayunan, prosotan, dan lain-lain. Lalu ada pula hadiah mainan kecil yang dapat dibawa pulang dengan syarat dan ketentuan pembelian yang diperuntukan pula untuk anak-anak. Untuk orang dewasa, terdapat wifi yang dapat digunakan secara gratis dan free time. McDonald’s juga mempertimbangkan agama yang dianut oleh kebanyakan pelanggan. Karena di Indonesia sendiri mayoritas beragama Islam, maka restoran ini bersertifikat halal. Pada saat bulan Ramadhan, restoran ini menutup area makan guna menghormati pelanggan yang sedang berpuasa dan menyiapkan tambahan tajil pada saat buka puasa. Dibeberapa cabangpun McDonald’s membuka restorannya selama 24 jam dan adapula delivery order via telephone. Hal tersebut merupakan nilai lebih dari restoran siap saji yang sudah eksis sejak tahun 1991 di Indonesia.
Dalam lingkup psikografis, perusahaan harus memperhatikan ke arah kelas sosial, dimana dari masyarakat kelas menengah kebawah hingga kelas mengengah keatas dapat menjangkau perusahaan yang kita miliki. Seperti harga yang terjangkau namun fasilitas yang disediakan tetap berkelas dan nyaman. Jadi masyarakat dapat menikmati dari berbagai latar belakang yang berbeda. Selain itu perlu diperhatikan pula dari segi life style, personality chacarter, behavior segmentation, sikap, penggunaan, respon terhadap produk, serta manfaat yang diperoleh oleh pelanggan.
Dengan market segmentation yang direncanakan dan dikelola dengan baik seperti mengerti kebutuhan pelanggan, mengikuti perkembangan zaman dan lain sebagainya maka suatu perusahaan akan tetap berdiri kokoh dan bahkan semakin eksis dalam pemasarannya. Selain itu, hubungan emosional antara pelayanan perusahaan baik berupa produk maupun jasa harus tetap dikembangkan guna konsumen mendapat kepuasan dan berlangganan akan produk ataupun jasa tersebut.
Khumairoh
1445091744
Manajemen Pendidikan Reguler 2009

Minggu, 20 Maret 2011

Laporan 3 Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Organisasi

Jakarta, 16 Maret 2011. Pada mata kuliah Manajemen Pemasaran Jasa dalam Pendidikan dengan dosen pembimbing Amril Muhammad, SE., M.Pd, membahas mengenai Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Organisasi.
Dalam organisasi, lingkungan merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi jalan dan bertahannya perusahaan tersebut. Persaingan yang semakin berat karena majunya teknologi dan globalisasi akan membuat perusahaan berpikir keras guna inovatif dan eksistensi perusahaan agar tidak terjadi collapse.
Lingkungan organisasi adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhi kelangsungan, eksistensi, keberadaan, dan sebagainya yang menyangkut organisasi baik bersifat internal maupun eksternal. Lingkungan internal meliputi siapa yang berada di dalam organisasi (sumber daya manusia), kebijakan apa yang dibuat oleh organisasi, bagaimana aspek kepemimpinan dalam organisasi itu, ketersediaan sarana dan prasarana, serta budaya organisasi.
Untuk pencapaian tujuan organisasi yang baik, maka perlu diperhatikan dari titik yang paling awal dimana perekrutan seorang karyawan harus secara professional dan penempatannyapun harus sesuai kompetensi yang dimiliki calon karyawan tersebut seperti istilah yang tidak asing kita dengar yakni “The right man in the right place.” Selain itu harus dilihat pula dari komitmen yang ada pada diri karyawan terhadap perusahaan, karena dengan komitmen yang baik dari karyawan kepada perusahaan, maka kerja samapun akan berjalan dengan baik. Agar karyawan tetap semangat bekerja dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap perusahaan serta turn over yang ada di perusahaan tersebut rendah, maka harus ada reward untuk karyawan yang bersifat materi (gaji ataupun tunjangan) dan non materi (apresiasi maupun pujian). Setelah itu, perusahaan harus memberikan kesempatan karyawan untuk promosi (kesempatan naik level). Hal tersebut berkaitan dengan pengembangan diri karyawan yang berdampak baik pula bagi perusahaan.
Pembahasan yang kedua mengenai kebijakan yang dibuat oleh perusahaan, yang terkait visi dan misi perusahaan, sasaran, segmen, dan filosofi marketing sampai pada sociomarketing. Visi dan misi perusahaan menggambarkan perusahaan itu sendiri dan menyangkut terhadap sasaran yang dituju dari tujuan perusahaan tersebut. Kebijakan berpengaruh pula pada segmentasi pasar yang merupakan suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli. Filosofi pemasaran juga berkaitan dengan kebijakan yang dibuat oleh perusahaan, apakah perusahaan tersebut mengedepankan kepuasan pelanggan atau mempromosikan produk sebesar-besarnya agar perusahaan tersebut mendapat untung yang besar.
Kepemimpinan dalam perusahaan bersifat universal. Dan tugas dari kepemimpinan yakni harus mampu mengambil keputusan atau kebijakan perusahaan. Namun, gaya dari pemimpin berbeda antara 1 dengan yang lainnya bergantung pada konsep dan bidang yang dimiliki oleh pemimpin tersebut dan setiap pemimpin memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Gaya pemimpin tersebut antara lain memberi ruang untuk kesepakatan (demokratis), berorientasi pada tugas yang dapat menyebabkan turn over tinggi, berorientasi pada sumber daya manusia yakni pembinaan pada karyawan serta yang terakhir yakni memeberikan kewenangan besar terhadap karyawan. Selain itu, kompetensi teknis dan manajerial juga dibutuhkan guna mengetahui kemampuan karyawan, lalu pemimpin harus dapat memotivasi karyawan, memonitoring, mengevaluasi serta kemampuan supervisi agar perusahaan dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Selanjutnya, sarana prasarana juga perlu diperhatikan untuk produktivitas karyawan agar terjadi kenyamanan serta keamaan dalam bekerja (transportasi maupun kecelakaan kerja yang mungkin menimpa karyawan). Selain itu, kebutuhan karyawan yang menyangkut pekerjaan juga harus terpenuhi dengan baik.
Dalam faktor internal, budaya atau lingkungan yang ditampilkan perusahaan yang berupa nilai-nilai, dibangun dengan keteladanan dan ditunjukkan oleh pemimpin dengan tampilan fisik yang meliputi warna, penempatan dan bentuk, serta membangun image yang baik dan dapat memberikan dampak yang baik pula terhadap perusahaan.
Setelah pembahasan panjang lebar mengenai faktor internal yang mempengaruhi jalannya perusahaan, maka terdapat pula faktor eksternal yang berpengaruh dengan keberlangsungan perusahaan, antara lain faktor demografis yang meliputi populasi, banyaknya penduduk, kepadatan, lokasi , usia, jenis kelamin, ras serta pekerjaan. Selain itu terdapat pula natural environment (kemampuan membeli), technologi environment, politik dan budaya. Hal tersebut perlu diperhatikan agar perusahaan dapat mencapai tujuannya dengan proses yang baik antara karyawan dan pemimpin dari perusahaan tersebut, selain itu perusahaan dapat pula beradaptasi dengan lingkungan internal dan eksternal dari perusahaan. 

Khumairoh
1445091744
Manajemen Pendidikan Reguler 2009

Senin, 07 Maret 2011

Laporan 2 Karakteristik Jasa

Jakarta, 2 Maret 2011. Pada mata kuliah Manajemen Pemasaran Jasa dalam Pendidikan dengan dosen pembimbing Amril Muhammad, SE., M.Pd, membahas mengenai Karakteristik Jasa.
Dalam manajemen pemasaran terdapat service atau jasa yaitu setiap tindakan yang ditawarkan satu pihak (produsen) kepada pihak lain (konsumen), yang terjadi ditempat terjadinya interaksi dengan melibatkan hubungan orang, alat/mesin yang mengarah kepada kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan pasti berbeda antara satu orang dengan orang lain, maka dari itu jasa dinilai subjektif bergantung kepada kepuasan pelanggan yang menikmati jasa tersebut. Contoh yang dapat diambil dari kasus tersebut yaitu pada masyarakat kelas menegah kebawah jika mudik lebih suka menggunakan jasa bis ketimbang pesawat yang efektifitas waktunya lebih sedikit. Hal tersebut karena masyarakat tersebut ingin menikmati perjalanan mudik lebih lama dengan jasa transportasi bis yang telah dibayarkan. Lain halnya dengan masyarakat menengah atas yang ingin mengefektifkan waktunya dengan menggunakan jasa pesawat walaupun harganya cenderung lebih mahal.
Seperti yang telah dipaparkan diatas, ada pelayanan jasa yang melibatkan hubungan manusia dan mesin. Contoh yang dapat diambil dari pelayanan yang melibatkan manusia yakni dalam pelayanan jasa jika menggunakan taksi yang secara langsung menggunakan pelayanan jasa supir. Dan contoh pelayanan jasa yang dilakukan oleh mesin yakni jika kita melakukan transaksi di ATM sebuah bank, dengan proses cepat dan mudah kita dapat melakukan sebuah transaksi dengan mesin. Namun, tidak semua konsumen dapat menikmati pelayanan jasa dengan manusia ataupun dengan mesin karena tingkat kepuasan pelangganpun berbeda-beda (subjektif). Ada yang lebih tertarik dengan pelayanan manusia karena keramahannya, adapula yang tertarik pada mesin karena cepat dan praktis.
Kepuasan pelanggan dapat terwujud jika produsen menyediakan fitures dari jasa yang bisa diberikan baik berupa fisik maupun nonfisik. Contoh dari fitures berupa fisik seperti pengadaan mesin ATM di dekat pom bensin yang dibuat untuk pengguna mobil agar mereka dapat melakukan transaksi dari mobil dengan cepat dan mudah. Dengan cara mendekti pelanggan dan mencoba mengerti kebutuhan pelanggan maka kepuasan pelanggan akan lebih tinggi dan eksistensi perusahaan akan semakin baik. Sedangkan contoh fitures berupa nonfisik yaitu perusahaan jasa travel Cipaganti, ketika mereka mendapatkan pelanggan untuk diantar ketempat tujuannya maka travel tersebut tidak menunnggu hingga travel tersebut penuh dengan penumpang karena hal tersebut dapat mengurangi kepuasan pelanggan terhadap produk jasa travel tersebut. Jadi, perusahaan harus membuat citra baik dengan pelanggan agar terjalin hubungan baik dan citra yang baik pula dari pelanggan terhadap perusahaan.
Dibawah ini adalah pemaparan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan jasa, diantaranya:
  1. Renewing service, yakni memperbarui jasa yang ditawarkan kepada pelanggan, seperti bank yang selalu mengeluarkan gagasan ataupun ide baru untuk meningkatkan pelayanan jasa dibidang keuangan yang tadinya hanya untuk menyimpan uang saja namun sekarang memberikan pelayanan kartu ATM, kartu debit kredit, e-banking dan sebagainya yang disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan pelanggan.
  2. Localizing services point, yakni penyediaan tempat pelayanan untuk mengakses jasa, seperti penggunaan ATM Bank Mandiri  yang dahulu terbatas hanya dapat mengakses di ATM Bank Mandiri saja, tetapi sekarang pelanggan ATM Bank Mandiri tersebut dapat  menggunakan kartu ATMnya di mesin ATM bank apa saja yang memiliki tulisan ATM BERSAMA.
  3. Leverage Contract, yakni kesepakatan antara 2 pihak, seperti pelanggan yang menggunakan kartu berlangganan dari Alfamart yang nantinya akan diberi diskon. Dengan banyaknya pelanggan yang menggunakan kartu Alfamart tersebut, dengan sendirinya pula pelanggan akan lebih memilih berbelanja di Alfamart ketimbang minimarket lain.
  4.  Power of information, yakni menggunakan kekuatan informasi. Dengan kekuatan informasi, pelayanan dapat dikembangkan agar pelanggan tahu apa saja pelayanan yang diberikan dari perusahaan untuk pelanggannya.
  5. Strategic value, yakni menentukan nilai strategis jasa kepada konsumen. Pertama perluasan segmen perusahaan kemudian pilihan untuk penempatan tempat-tempat pelayanan baru, dan kecenderungan pelanggan untuk pindah.
Selain jasa yang telah dibahas diatas, terdapat pula usaha-usaha dalam pengembangan produk:
  1. Melakukan Survey terhadap pelanggan melalui wawancara, harga, dan rating data,
  2. Analisis komputerisasi,
  3. Memberikan angket answer (jawaban tidak mengacu pada pilihan),
  4. Available is crucial (ketersediaan produk),
  5. Bentuk promosi tercetak yang dilakukan produsen
  6. Membership,
  7. Perluasan segmen,
  8. Pilihan penempatan tempat pelayanan,
  9. Kecenderungan pelanggan untuk pindah,
  10. Pemberian informasi.
 Khumairoh
1445091744
Manajemen Pendidikan Reguler 2009